//Tempat Banner/Iklan

Sabtu, 26 November 2016

Tugas Akuntnsi Manajemen JUST IN TIME (JIT)

Tags


                                    
AKUNTANSI MANAJEMEN
JUST IN TIME (JIT)

Disusun guna memenuhi Tugas Mata kuliah Akuntansi Manajemen yang diampu oleh M. Elvan kaukab, S.E.,M.M.


Prasetyo winengku
Khakimah
Ndan riyono
Zanudin
Asih Nurjanah
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2015





KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw,beserta keluarga dan para sahabat-sahabat beliau,serta orang-orang yang mengikuti jejak kemuliaan beliau yang di tebarkan di muka bumi ini.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen dan teman-teman, sehingga kendala yang kami hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun referensi bagi para pembaca. Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk dan isi makalah ini dan kedepannya dapat lebih baik.

Wonosobo, April 2015

















DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang............................................................................................................................... 3
0cm; margin-right: 21.55pt; margin-top: 0cm; mso-pagination: widow-orphan no-line-numbers; tab-stops: dotted 16.0cm;"> Rumusan masalah.......................................................................................................................... 4
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian Just in Time (JIT) dan Filosofinya.............................................................................. 5
Tujuan JIT..................................................................................................................................... 6
Startegi Penerapan Just in Time.................................................................................................... 6
Manfaat JIT................................................................................................................................... 8
Elemen-elemen Kunci JIT ............................................................................................................ 9
Keuntungan dan kelemahan sistem JIT ....................................................................................... 9
Persyaratan-persyaratan JIT.......................................................................................................... 10
BAB III
BAB IV
Kesimpulan................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 13






BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang

            Manajemen Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di lingkungan berbagai badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah terbukti keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing-masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif. Kondisi seperti ini telah mendorong berbagai pihak untuk mempraktekkannya di lingkungan organisasi non profit termasuk di lingkungan lembaga pendidikan.
Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu Terpadu adalah manajemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community development). Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses atau rangkaian kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus di integrasi pula dengan tahapan pelaksanaan fungsi–fungsi manajemen, agar terwujud kerja sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang berkualitas.
Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat.
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan perlu suatu filosofi untuk menghilangkan pemborosan. Selain itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat dicapai bila proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu proses yang berlangsung panjang dan terus menerus dan berkesinambungan.





Rumusan Masalah :
1.      Apa itu Just In Time ?
2.      Bagaimana filosofi dari JIT ?
3.      Apa tujuan JIT ?
4.      Startegi Penerapan Just in Time
5.      Apa manfaat JIT ?
6.      Apa Keuntungan dan kelemahan sistem JIT ?

























BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Just in Time (JIT) dan Filosofinya
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan sistem kanban dan kemudian digunakan oleh banyak perusahaan manufaktur di Jepang.
Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk.
Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
1. menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. memproduksi dengan jumlah kecil
3. menghilangkan pemborosan
4. memperbaiki aliran produksi
5. menyempurnakan kualitas produk
6. orang-orang yang tanggap
7. menghilangkan ketidakpastian
8. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
B.     Tujuan JIT
Tujuan strategis JIT adalah :
1.      Meningkatkan laba
2.      Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
*      Mengeliminasi atau mengurangi persediaan
*      Meningkatkan mutu
*      Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah  (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)
*      Memperbaiki kinerja pengiriman.
JIT mempunyai empat aspek pokok yaitu sebagaiberikut :
1.      Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasan konsumen harus dieliminasi
2.      Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi
3.      Selalu diupayakan penyempurnaan berkesinambungan
4.      Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan pemahaman terhadap aktivitas.
C.    Startegi Penerapan Just in Time
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
1)      Startegi Penerapan pembelian Just in Time.
Pembelian JIT adalah system pembelian barang berdasar tarikan permintaan sehingga barang yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi dan berharga murah.
Berdasar system tarikan, barang yang diterima dari pembelian segera digunakan untuk memenuhi permintaan pembeli pada perusahaan dagang atau segera digunakan untuk memenuhi permintaan produksi pada perusahaan manufaktur.Dengan demikian barang tersebut tidak perlu disimpan di gudang sehingga tercapai persediaan nol.
JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktifitas pembelian dengan cara :
1.      Mengurangi jumlah pemasok
Bagi suatu perusahaan pengurangan jumlah pemasok dapat mengurangi waktu dan biaya bernegosiasi dengan para pemasok
2.      Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
Pengurangan waktu dan biaya bernegosiasi dapat dilakukan karena:
*      Jumlah pemasok menjadi sangat sedikit
*      Kontrak pembelian jangka panjang dengan para pemasok JIT
*      Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan
3.      Rencana pembelian yang matang adapat memberikan informasi kepada para pemasok mengenai persyaratan mutu dan penyerahan barang.
4.      Mengeliminasi aktifitas dan biaya yang tidak bernilai tambah.
5.      Dilakukan dengan penyediaan container yang terpasang di pabrik.
6.      Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu
7.      Pemilihan pemasok yang dapat menjamin ketepatan waktu, jumlah, dan mutu barang yang dibeli dapat mengurangi waktu dan biaya untuk pemeriksaan mutu.
Startegi Penerapan pembelian Just in Time yang dapat digunakan dalam perusahaan :
*      Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana.
*      Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
2)      Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi.
Produksi JIT adalah system produksi berdasar tarikan permintaan sehingga produk dapat diproduksi tepat waktu, jumlah, dan bermutu tinggi dengan biaya rendah. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara :
*      Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses
*      Mengurangi atau meniadakan “LEAD TIME” (waktu tunggu)
*      Mengurangi atau meniadakan “setup”
*      Menyederhanakan pengolahan produk
Startegi Penerapan sistem produksi Just in Time yang dapat digunakan dalam perusahaan :
*      Penemuan system produksi yang tepat, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan.
*      Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.
Penerapan sistem just in time pada industri busana
Penerapan sistem ini sangat penting dilakukan dengan tujuan pencapaian efektivitas dan efisien produk. Proses produksi dalam industri busana mempuyai prasyarat kondisi yang mendukung untuk penerpan JIT, sebab mempunyai komponen mesin, serangkaian proses tahapan produksi dan mempunyai standart produksi, mempunyai persediaan (inventory) yang menumpuk akan menyebabkan ketidak efisienan, karena perubahan pasar mode yang sama dalam jumlah yang banyak.
Proses produksi dimulai dengan adanya informasi order/pesanan dan konsumen yang disampaikan kepada bagian pemasaran. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pesanan bahan baku/material kepada supplier. Dalam sistem JIT industri busana, pihak supplier harus mempunyai kesiapan dalam menerima pesanan perusahaan, baik kesiapan dalam hal jenis bahan baku (kain) maupun jumlah bahan baku yang diperlukan. Supplier harus memenuhi order sesuai informasi (right information), sesuai jenis bahan baku yang diperlukan (night thing) dan tepat waktu saat dibutuhkan (night time).Setelah bahan baku dikirim. Pengawasan dilakukan untuk menghindari kerusakan bahan baku, kemudian sampling dibuat dan dikirimkan kepada bagian prduksi sebelum nantinya dibuat produsi nyatanya. Sampling ini sangat penting karena sampling yang dihasilkan merupakan standart produk yang akan dibuat, oleh karenanya kontrol kualitas sangat diperhatikan. Setelah mendapat persetujuan dari bagian produksi, maka produksi segera dilakukan untuk menghasilkan produksi yang tepat waktu kepada konsumen.
Di setiap bagian produksi (marketing, cutting, sewing dan finishing) pengawasan kualitas dilakukan terus menerus dengan implikasi setiap pekerjaan ahli dibidangnya, sehingga tidak ada hasil produksi yang gagal/rusak. Setiap pekerja bertanggung jawab pada proses produksi yang dikerjakannya karena kesalhan yang erjadi akan mengakibatkan pengulangan membuat pekerja lain dalam proses produksi selanjutnya menunggu lebih lama dan menunda pengiriman pesanan kepada konsumen. Selain itu membuat kesalahan dalam proses produksi akan berdampak pada pemborosan barang persediaan, sehingga meminimalkan kesalahan adalah suatu keharusan.
D.    Manfaat JIT
JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain :
1.      Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang
2.      Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
3.      Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya
4.      Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik
5.      Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok
6.      Loyout pabrik yang lebih baik
7.      engendalian kualitas dalam proses.

E.     Elemen-elemen Kunci JIT
1.      Tingkat persediaan yang minimal
Sistem JIT memotong biaya dengan mengurangi :
*     Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku
*     Jumlah penanganan bahan baku
*     Jumlah persediaan yang usang.
2.      Pembenahan Tata Letak Pabrik
3.      Arus Lini
Jalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak melalui proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi.
4.      Pengurangan Setup Time
Masa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan baku, dan mendapatkan formulir terkait dan bergerak cepat untuk mengakomodasikan produk unsure yang berbeda.
5.      Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)
TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaan penerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok, pada BDp maupun pada barang jadi.
6.      Tenaga kerja yang fleksibel.
F.     Keuntungan dan kelemahan sistem JIT
*      Keuntungan JIT
*     Seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien
*     Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya
*     Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali
*     Kertas kerja dapat lebih simple
*     Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan
*     Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat. Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk bekerja secara cepat.
*      Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara lebih efisien
*     Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih konsisten
*     Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer
*     Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.
*      Kelemahan JIT
Satu kelemahan sistem JIT adalah tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis, maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.


G.    Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
*      Organisasi Pabrik  : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
*      Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT  yaitu :
*      Membentuk Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.
*      Kanbal Pull System : Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
*      Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya.
*      Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
*      Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya.
*      Meratakan beban produksi.
*      Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning.
*      Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
*      Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
*      Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
*      Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup  : Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
*      Total Productive Maintance  : TPM merupakan suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
*      Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal:
*      Segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna.
*      Dalam JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk.
JIT mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
*      menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan
*      memproduksi dengan jumlah kecil
*      menghilangkan pemborosan
*      memperbaiki aliran produksi
*      menyempurnakan kualitas produk
*      orang-orang yang tanggap
*      menghilangkan ketidakpastian
*      penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
Tujuan strategis JIT adalah :
*      Meningkatkan laba
*      Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
*      Startegi Penerapan pembelian Just in Time
*      Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi.
Beberapa manfaat JIT antar lain :
*      Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang
*      Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
*      Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
Keuntungan JIT yaitu Seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien dan pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para stafnya, sedangkan kelemahannya yaitu tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis.
            Banyak keuntungan yang akan didapat ketika perusahaan industri busana menerapkan sistem JIT. Namun untuk mencapai keberhasilan dalam JIT dibutuhkan implementasi dan komitmen yang baik pada setiap bagian produksi. Setiap baian dalam proses produksi (termasuk pekerja dan mesin produksi) harus selalu dalam keadaan siap untuk dipakai dan berproduksi karena kepuasan konsumen adalah hal yang sangat menentukan baik tidaknya kinerja perusahaan dalam mengimplementasikan sistem JIT ini. Apalagi dengan selalu berkembangnya mode pakaian dalam industri ini, yang membuat perusahaan selalu siap mengantisipasi perubahan mode. Hal ini adalah adanya hubungan yang baik kuat dan saling menguntungkan antara supplier dan perusahaan sehingga pengiriman pesanan bahan baku (kain) dapat dilakukan tepat waktu dan memenuhi standart bahan baku yang diisyaratkan.
            Dalam hal ini supplier dianggap sebagai mitra kerja lebih dari pada hubungan supplier itu sendiri. Akhirnya, jika setiap bagian merasa sebagai komponen penting dalam sistem JIT dan berpaut hubungan satu sama lain maka perwujudan JIT sebagai penjamin mutu pada industri busana akan tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Davis. Mark M et, AL. 1999. Fundamentals of operation management.
Hanna. Mark & Newman, W. Rocky 2001. Integrated operation management first.



EmoticonEmoticon