JUST IN TIME (JIT)
Disusun guna memenuhi Tugas Mata kuliah Akuntansi
Manajemen yang diampu oleh M. Elvan kaukab, S.E.,M.M.
Prasetyo winengku
Khakimah
Ndan riyono
Zanudin
Asih Nurjanah
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw,beserta
keluarga dan para sahabat-sahabat beliau,serta orang-orang yang mengikuti jejak
kemuliaan beliau yang di tebarkan di muka bumi ini.
Dalam penyusunan tugas atau
materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dosen dan teman-teman, sehingga kendala yang kami hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun referensi bagi para
pembaca. Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk dan isi
makalah ini dan kedepannya dapat lebih baik.
Wonosobo, April 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang............................................................................................................................... 3
0cm; margin-right: 21.55pt; margin-top: 0cm; mso-pagination: widow-orphan no-line-numbers; tab-stops: dotted 16.0cm;">
Rumusan masalah.......................................................................................................................... 4
BAB II
KAJIAN TEORI
Pengertian Just in Time (JIT) dan Filosofinya.............................................................................. 5
Tujuan
JIT..................................................................................................................................... 6
Startegi
Penerapan Just in Time.................................................................................................... 6
Manfaat
JIT................................................................................................................................... 8
Elemen-elemen
Kunci JIT ............................................................................................................ 9
Keuntungan
dan kelemahan sistem JIT ....................................................................................... 9
Persyaratan-persyaratan
JIT.......................................................................................................... 10
BAB III
BAB IV
Kesimpulan................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 13
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen
Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di
lingkungan berbagai badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah terbukti
keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya
masing-masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif. Kondisi seperti ini telah
mendorong berbagai pihak untuk mempraktekkannya di lingkungan organisasi non
profit termasuk di lingkungan lembaga pendidikan.
Menurut Hadari Nawari (2005:46)
Manajemen Mutu Terpadu adalah manajemen fungsional dengan pendekatan yang
secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya
sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan
tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community
development). Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses atau rangkaian
kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus di integrasi
pula dengan tahapan pelaksanaan fungsi–fungsi manajemen, agar terwujud kerja
sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang berkualitas.
Setiap pekerjaan dalam manajemen mutu
terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan (termasuk bahan
dan alat), pelaksanaan teknis dengan metode kerja/cara kerja yang efektif dan
efisien, untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Untuk dapat mencapai kualitas produk
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan perusahaan harus mampu hanya
menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan
perlu suatu filosofi untuk menghilangkan pemborosan. Selain itu, usaha
menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat dicapai bila proses bermutu dapat
dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan penghematan di berbagai
bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu proses yang berlangsung panjang dan
terus menerus dan berkesinambungan.
Rumusan Masalah :
1.
Apa itu Just In Time ?
2.
Bagaimana filosofi dari JIT ?
3.
Apa tujuan JIT ?
4. Startegi Penerapan Just in Time
5.
Apa manfaat JIT ?
6. Apa Keuntungan dan
kelemahan sistem JIT ?
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Just in Time (JIT) dan Filosofinya
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang
dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu
penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang
terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya
(baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu. Untuk mencapai
sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta
konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan
maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota Motor
Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota, yang kemudian
dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System)
dan sistem kanban dan kemudian digunakan oleh banyak perusahaan manufaktur di
Jepang.
Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas
sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan
yang tidak menambah nilai bagi suatu produk.
Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama,
yaitu :
1. menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang
didasarkan pada permintaan.
2. memproduksi dengan jumlah kecil
3. menghilangkan pemborosan
4. memperbaiki aliran produksi
5. menyempurnakan kualitas produk
6. orang-orang yang tanggap
7. menghilangkan ketidakpastian
8. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
B.
Tujuan JIT
Tujuan
strategis JIT adalah :
1. Meningkatkan laba
2. Memperbaiki posisi persaingan
perusahaan.
Tujuan
tersebut dapat dicapai dengan cara :
Mengeliminasi
atau mengurangi persediaan
Meningkatkan
mutu
Mengendalikan
aktivitas supaya biaya rendah (sehingga
memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)
Memperbaiki
kinerja pengiriman.
JIT
mempunyai empat aspek pokok yaitu sebagaiberikut :
1. Semua aktivitas yang tidak bernilai
tambah terhadap produk atau kepuasan konsumen harus dieliminasi
2. Adanya komitmen untuk selalu
meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi
3. Selalu diupayakan penyempurnaan
berkesinambungan
4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas
dan peningkatan pemahaman terhadap aktivitas.
C.
Startegi Penerapan Just in Time
Ada
beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
1)
Startegi
Penerapan pembelian Just in Time.
Pembelian JIT adalah system pembelian
barang berdasar tarikan permintaan sehingga barang yang dibeli dapat diterima
tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi dan berharga murah.
Berdasar system tarikan, barang yang
diterima dari pembelian segera digunakan untuk memenuhi permintaan pembeli pada
perusahaan dagang atau segera digunakan untuk memenuhi permintaan produksi pada
perusahaan manufaktur.Dengan demikian barang tersebut tidak perlu disimpan di
gudang sehingga tercapai persediaan nol.
JIT
pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktifitas
pembelian dengan cara :
1. Mengurangi jumlah pemasok
Bagi
suatu perusahaan pengurangan jumlah pemasok dapat mengurangi waktu dan biaya bernegosiasi
dengan para pemasok
2. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan
biaya negosiasi dengan pemasok.
Pengurangan
waktu dan biaya bernegosiasi dapat dilakukan karena:
Jumlah
pemasok menjadi sangat sedikit
Kontrak
pembelian jangka panjang dengan para pemasok JIT
Memiliki
konsumen dengan program pembelian yang mapan
3. Rencana pembelian yang matang adapat
memberikan informasi kepada para pemasok mengenai persyaratan mutu dan
penyerahan barang.
4. Mengeliminasi aktifitas dan biaya yang
tidak bernilai tambah.
5. Dilakukan dengan penyediaan container
yang terpasang di pabrik.
6. Mengurangi waktu dan biaya untuk program
pemeriksaan mutu
7. Pemilihan pemasok yang dapat menjamin
ketepatan waktu, jumlah, dan mutu barang yang dibeli dapat mengurangi waktu dan
biaya untuk pemeriksaan mutu.
Startegi Penerapan pembelian Just in Time yang dapat
digunakan dalam perusahaan :
Dukungan,
yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan
khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIt
tidak dapat terlaksana.
Mengubah
system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak
jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali
untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau
proses produksi perubahan kita.
2)
Startegi
penerapan Just in Time dalam system produksi.
Produksi JIT adalah system produksi
berdasar tarikan permintaan sehingga produk dapat diproduksi tepat waktu, jumlah,
dan bermutu tinggi dengan biaya rendah. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan
biaya produksi dengan cara :
Mengurangi
atau meniadakan barang dalam proses
Mengurangi
atau meniadakan “LEAD TIME” (waktu tunggu)
Mengurangi
atau meniadakan “setup”
Menyederhanakan
pengolahan produk
Startegi Penerapan sistem produksi Just in Time yang
dapat digunakan dalam perusahaan :
Penemuan
system produksi yang tepat,
yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan.
Penemuan
lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam
barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat
terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan,
persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian
persediaan, tetapi juga merupakan system produksi yang saling berkaitan dengan
semua fungsi dan aktivitas.
Penerapan sistem just in time pada industri busana
Penerapan sistem ini sangat penting dilakukan dengan
tujuan pencapaian efektivitas dan efisien produk. Proses produksi dalam
industri busana mempuyai prasyarat kondisi yang mendukung untuk penerpan JIT,
sebab mempunyai komponen mesin, serangkaian proses tahapan produksi dan mempunyai
standart produksi, mempunyai persediaan (inventory) yang menumpuk akan
menyebabkan ketidak efisienan, karena perubahan pasar mode yang sama dalam
jumlah yang banyak.
Proses produksi dimulai dengan adanya informasi
order/pesanan dan konsumen yang disampaikan kepada bagian pemasaran. Tahapan
selanjutnya adalah melakukan pesanan bahan baku/material kepada supplier. Dalam
sistem JIT industri busana, pihak supplier harus mempunyai kesiapan dalam
menerima pesanan perusahaan, baik kesiapan dalam hal jenis bahan baku (kain)
maupun jumlah bahan baku yang diperlukan. Supplier harus memenuhi order sesuai
informasi (right information), sesuai jenis bahan baku yang diperlukan (night
thing) dan tepat waktu saat dibutuhkan (night time).Setelah bahan baku dikirim.
Pengawasan dilakukan untuk menghindari kerusakan bahan baku, kemudian sampling
dibuat dan dikirimkan kepada bagian prduksi sebelum nantinya dibuat produsi
nyatanya. Sampling ini sangat penting karena sampling yang dihasilkan merupakan
standart produk yang akan dibuat, oleh karenanya kontrol kualitas sangat
diperhatikan. Setelah mendapat persetujuan dari bagian produksi, maka produksi
segera dilakukan untuk menghasilkan produksi yang tepat waktu kepada konsumen.
Di setiap bagian produksi (marketing, cutting, sewing dan
finishing) pengawasan kualitas dilakukan terus menerus dengan implikasi setiap
pekerjaan ahli dibidangnya, sehingga tidak ada hasil produksi yang gagal/rusak.
Setiap pekerja bertanggung jawab pada proses produksi yang dikerjakannya karena
kesalhan yang erjadi akan mengakibatkan pengulangan membuat pekerja lain dalam
proses produksi selanjutnya menunggu lebih lama dan menunda pengiriman pesanan
kepada konsumen. Selain itu membuat kesalahan dalam proses produksi akan
berdampak pada pemborosan barang persediaan, sehingga meminimalkan kesalahan
adalah suatu keharusan.
D.
Manfaat JIT
JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian
persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi yang saling berkaitan dengan
semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain :
1. Mengurangi ruangan gudang untuk
penyimpanan barang
2. Mengurangi waktu setup dan penundaan
jadwal produksi
3. Mengurangi pemborosan barang rusak dan
barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya
4. Penggunaan mesin dan fasilitas secara
baik
5. Menciptakan hubungan yang lebih baik
dengan pemasok
6. Loyout pabrik yang lebih baik
7. engendalian kualitas dalam proses.
E.
Elemen-elemen Kunci JIT
1. Tingkat persediaan yang minimal
Sistem
JIT memotong biaya dengan mengurangi :
Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan
baku
Jumlah penanganan bahan baku
Jumlah persediaan yang usang.
2. Pembenahan Tata Letak Pabrik
3. Arus Lini
Jalur fisik yang dilewati oleh sebuah
produk pada saat bergerak melalui proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku
sampai ke pengiriman barang jadi.
4. Pengurangan Setup Time
Masa pengesetan mesin (setup time)
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan
baku, dan mendapatkan formulir terkait dan bergerak cepat untuk
mengakomodasikan produk unsure yang berbeda.
5. Kendali Mutu Terpadu (Total Quality
Control)
TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan
memperbolehkan penerimaan penerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari
para pemasok, pada BDp maupun pada barang jadi.
6. Tenaga kerja yang fleksibel.
F.
Keuntungan dan kelemahan sistem JIT
Keuntungan
JIT
Seluruh system yang ada dalam perusahaan
dapat berjalan lebih efisien
Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih
sedikit untuk memperkerjakan para staffnya
Barang produksi tidak harus selalu di
cek, disimpan atau diretur kembali
Kertas kerja dapat lebih simple
Penghematan yang telah di lakukan dapat
digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan
promosi tambahan
Aliaran barang dari gudang ke produksi
akan meningkat. Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk
bekerja secara cepat.
Pekerja yang menguasai berbagai keahlian
digunakan secara lebih efisien
Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan
akan lebih konsisten
Adanya peningkatan hubungan dengan
suplyer
Persediaan selalu dipertahankan untuk
menjaga produkstivitas pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.
Kelemahan
JIT
Satu
kelemahan sistem JIT adalah tingkatan order ditentukan oleh data permintaan
historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis, maka
inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
G.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
Organisasi
Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT
berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan
untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
Pelatihan/Tim/keterampilan
: JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan
system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi
perubahan yang dilakukan dari system tradisional dan bagaimana cara kerja JIT yaitu :
Membentuk
Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup
sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran
tersebut, dan memecahkan masalah awal.
Kanbal
Pull System : Kanbal merupakan system manajemen suatu pengendalian perusahaan,
karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
Jangan
mengirim produk rusak ke prosess berikutnya.
Proses
berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan.
Memproduksi
hanya sejumlah proses berikutnya.
Meratakan
beban produksi.
Menaati
instruktur kanban pada saat fine tuning.
Melakukan
stabilisasi dan rasionalisasi proses.
Visibiltas/
pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan
system visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam system tradisional sulit
dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam
prosess dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
Eliminasi
Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi,
perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini
terdiri dari berabagi departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan
dan departemen lainnya yang relevan.
Ukuran
Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup :
Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang
terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin digunakan untuk
menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses
berikutnya dalam tahap produksi.
Total
Productive Maintance : TPM merupakan
suatu keharusan dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi pelumas
secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
Kemampuan
Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan Perbaikan Berkesinambungan harus
ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal:
Segala
sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna.
Dalam
JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua
kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang
berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan
produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem
produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak
menambah nilai bagi suatu produk.
JIT mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada
permintaan
memproduksi dengan jumlah kecil
menghilangkan pemborosan
memperbaiki aliran produksi
menyempurnakan kualitas produk
orang-orang yang tanggap
menghilangkan ketidakpastian
penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
Tujuan
strategis JIT adalah :
Meningkatkan
laba
Memperbaiki
posisi persaingan perusahaan.
Ada
beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Startegi
Penerapan pembelian Just in Time
Startegi
penerapan Just in Time dalam system produksi.
Beberapa manfaat JIT antar lain :
Mengurangi
ruangan gudang untuk penyimpanan barang
Mengurangi
waktu setup dan penundaan jadwal produksi
Mengurangi
pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada
sumbernya.
Keuntungan
JIT yaitu Seluruh system yang ada
dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien dan pabrik mengeluarkan biaya yang lebih
sedikit untuk memperkerjakan para stafnya,
sedangkan kelemahannya yaitu tingkatan order
ditentukan oleh data permintaan historis.
Banyak
keuntungan yang akan didapat ketika perusahaan industri busana menerapkan
sistem JIT. Namun untuk mencapai keberhasilan dalam JIT dibutuhkan implementasi
dan komitmen yang baik pada setiap bagian produksi. Setiap baian dalam proses
produksi (termasuk pekerja dan mesin produksi) harus selalu dalam keadaan siap
untuk dipakai dan berproduksi karena kepuasan konsumen adalah hal yang sangat
menentukan baik tidaknya kinerja perusahaan dalam mengimplementasikan sistem
JIT ini. Apalagi dengan selalu berkembangnya mode pakaian dalam industri ini,
yang membuat perusahaan selalu siap mengantisipasi perubahan mode. Hal ini
adalah adanya hubungan yang baik kuat dan saling menguntungkan antara supplier
dan perusahaan sehingga pengiriman pesanan bahan baku (kain) dapat dilakukan
tepat waktu dan memenuhi standart bahan baku yang diisyaratkan.
Dalam
hal ini supplier dianggap sebagai mitra kerja lebih dari pada hubungan supplier
itu sendiri. Akhirnya, jika setiap bagian merasa sebagai komponen penting dalam
sistem JIT dan berpaut hubungan satu sama lain maka perwujudan JIT sebagai
penjamin mutu pada industri busana akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Davis. Mark M et, AL. 1999. Fundamentals of operation
management.
Hanna. Mark & Newman, W. Rocky 2001. Integrated operation
management first.
EmoticonEmoticon